UMR Jogja

Jogja adalah salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi oleh turis baik domestik maupun mancanegara. Jogja menawarkan tampilan keindahan wisata yang begitu eksotis. Hal ini tentu menjadikan semakin padatnya kegiatan ekonomi di Jogja.

Rata-rata dari mereka tidak hanya mengandalkan pekerjaan pada sektor perusahaan saja, tetapi juga pada sektor pariwisata. Pemerintah melalui peraturannya, kemudian membuat aturan mengenai gaji minimal yang harus dibrikan oleh perusahaan kepada karyawannya setiap bulan, yang dikenal dengan gaji UMR Jogja.

Gaji UMR Jogja adalah gaji  minimal yang harus dibayarkan oleh para pemberi kerja dan perusahaan yang ada di Jogja kepada para karyawannya. Pemberian gaji minimal ini harus disesuaikan dengan regulasi yang ada di daerah tersebut. jika gaji UMR Jogja, maka gaji minimum nya sesuai dengan peraturan yang ada di Jogja.

Gaji UMR Jogja ini disusun oleh pemerintah Jogja dengan disnaker terkait. Penyusuna gaji UMR Jogja ini nantinya akan disesuaikan dengan kondisi perekonomian dan kondisi perusahaan di jogja. Asas yang digunakan oleh pemerintah dalam menyusun UMR Jogja adalah asas simbiosis mutualisme,. Artinya harus bersifat saling menguntungkan antara pekerja dan pemberi kerja.

Kebijakan mengenai besaran gaji UMR Jogja sudah menjadi keputusan yang terbaik. Mengingat, saat ini kondisi perekonomian Indonesia belum sepenuhnya bangkit. Banyak dari beberapa daerah di Indonesia yang masih harus mencoba merangkak untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik.

Artikel ini menyajikan mengenai daftar gaji UMR Jogja yang disajikan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2018 hingga tahun 2022. Berikut adalah ulasannya.

Profil Daerah Jogja

Kota Yogyakarta atau dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Kota Jogja atau Kota Yogya adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota ini adalah kota besar yang mempertahankan konsep tradisional dan budaya Jawa. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam.

Baca juga : UMR Majalengka

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan menurut jumlah penduduk. Kota Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota RI pada tahun 1946. Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara kurun tahun 1575–1640.

Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram. Pada masa revolusi, Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota Indonesia antara tahun 1946 hingga 1950 Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya .

Ayogya atau Ayodhya berarti “kedamaian” (atau tanpa perang, a “tidak”, yogya merujuk pada yodya atau yudha, yang berarti “perang”), dan Karta yang berarti “baik”. Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India di mana wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri (riwayat oral).

Berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya.

Penduduk

Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010 berjumlah 388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Sementara tahun 2021 jumlah penduduk kota ini bertambah menjadi 415.509 jiwa dengan kepadatan 12.784 jiwa/km². Islam merupakan agama mayoritas yang dianut masyarakat kota Yogyakarta 83,40%.

Jumlah penganut Kristen yang relatif signifikan (Katolik 9,89% dan Protestan 6,30%). Sebagian kecil lagi adalah pemeluk agama Buddha yakni 0,28%, Hindu 0,12% dan Konghucu 0,01%. Seperti kebanyakan dari Islam kebanyakan di kota-kota pedalaman Jawa, mayoritas masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.

Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta.

Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah.

Seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Biaya Hidup di Jogja

Biaya hidup di Jogja bisa dikatakan relatif, tergantung tinggal di mana. Namun, jika gaji sudah sesuai dengan gaji UMR Jogja, masih cukup kebutuhan sehari-hari dan menyewa kos atau kontrakkan. Kecuali jika gaya hidupnya cukup mewah.

Baca juga : UMR Karawang

Gaji tiga kali lipat dari gaji UMR Jogja saja kemungkinan besar masih tidak cukup. Ada bayak mall besar dan distro-distro ternama di Jogja. Ada banyak tempat-tempat makan sederhana dengan harga yang murah. Seperti misalnya yang terkenal adalah angkringan. Satu bungkus nasi kucing biasanya dihargai Rp 2.000.

Sementara untuk tempat tinggal seperti kos mulai Rp 300.000 setiap bulannya. Ada juga sampai Rp 1.000.000. Kos dengan biaya sewa hingga satu jutaan biasanya merupakan kos ekslusif. Tempat makan dan tempat tinggal yang murah bisanya ada di wilayah sekitar Kabupaten Bantul.

Sedangkan tempat makan dan tempat tinggal lumayan cukup mahal di Kota Yogyakarta dan wilayah Sleman yang dekat dengan kota.

Kondisi Ekonomi Jogja

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto dasar harga berlaku triwulan II-2021 mencapai 36,62 triliun rupiah, dasar harga konstan 2010 mencapai 26,49 triliun rupiah. Perekonomian DIY triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 tumbuh sebesar 11,81 persen (y-on-y).

Dari sisi produksi, sebagian besar kategori tumbuh positif dengan tertinggi pada kategori jasa lainnya yaitu 79,29 persen. Selanjutnya diikuti oleh Penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 58,84 persen; jasa perusahaan sebesar 26,19 persen; Transportasi dan pergudangan sebesar 22,89 persen; dan konstruksi sebesar 21,54 persen.

Sementara itu dari sisi pengeluaran, komponen ekspor luar negeri merupakan komponen dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 53,03 persen. Kemudian diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 19,03 persen, dan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,56 persen.

Baca juga : UMR Sleman

Ekonomi D.I. Yogyakarta (DIY) triwulan II-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,36 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 26,0 persen.

Dari sisi pengeluaran, komponen net ekspor antar daerah mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu sebesar 128,79 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga sebesar 3,35 persen.

Struktur ekonomi DIY dilihat dari distribusi persentase PDRB pada triwulan II-2021 masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan, informasi dan komunikasi, dan makan minum, dan jasa pendidikan.

Gaji UMR Jogja

Berikut adalah daftar gaji UMR Jogja dari mulai tahun 2018 hingga tahun 2022.

Penutup

Data di atas, memaparkan bahwa pada kondisi pandemi yang parah yaitu pada tahun 2020 hingga 2021 gaji UMR Jogja mengalami kenaikan yang hanya berkisar sebanyak puluhan ribu saja. Berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya dan lainnya, gahi UMR Jogja mengalami kenaikan ratusan ribu.

Kondisi ini bisa saja terjadi karena perekonomian yang mengalami penghambatan akibat pandemi. Demikian ulasan mengenai gaji UMR Jogja yang bisa anda jadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk menentukan dimana anda akan memutuskan untuk berkarir.